Katanya lagi, kalau ia lihat memang disini (Sultra), masih potensi besarnya ada di KPR Subsidi, karena daerah yang mulai tumbuh itu biasanya begitu.
“Dulu daerah yang sudah maju, seperti Bekasi, Tangerang, dan lainnya, itu rumah komersil stratanya sudah lumayan, tapi untuk daerah yang berkembang ini, rata-rata adalah memang KPR bersubsidi dan secara tipikal pendapatan masyarakatnya, cocok untuk KPR bersubsidi,”jelasnya lagi.
Lebih lanjut menyampaikan bahwa KPR bersubdisi ini kan, untuk masyarakat menengah ke bawah, yang penghasilannya maksimal ada 8 juta, artinya masyarakat yang berpenghasilan 2 juta hingga 8 juta, masih bisa memiliki KPR Bersubsidi.
“Jadi Sultra ini daerah potensi, potensi untuk KPR Subsidi, terbukti dari stratanya
Katanya lagi menambahkan, tapi untuk secara nasional, untuk wilayah 5 Bank Tabungan Negara (BTN), untuk serapan, nomor dua adalah Kendari, setelah Pontianak.
“Jadi gini, aturan pemerintah sudah jelas, kalau penguna KPR bersubsidi itu banyak adalah rumah yang layak huni, layak huni artinya dari sisi layaknya ini, sesuai dengan ketentuan yang ada, jangan sampai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini mengambil rumah, baru ditempati sudah harus merehab dan sebagainya, iya, kan,”terangnya.
Kata Junaidi, Ini penting ia sampaikan ke teman-teman, bagaimanapun kita harus memperhatikan kepentingan masyarakat MBR juga.
“Toh, masyarakat ini, penghasilannya juga, standar dan pas-pasan, artinya mengambil rumah serius, makanya untuk rumahnya, tolong dijaga (kualitasnya). Kita juga berpesan kepada masyarakat yang sudah ambil rumah KPR Bersubsidi, sebaiknya harus ditempati, karena kalau rumah tidak ditempati, kemungkinan pasti rusak, begitu,”pungkasnya.(IMR/FNN).