“Kemudian, digitalisasi reformasi birokrasi Pemprov Sultra. Ilmu pengetahuan dan teknologi bukan untuk sekadar memenuhi tuntutan era digital. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang Pj Gubernur gagas berfungsi membantu seluruh jajaran birokrasi untuk mendisiplinkan diri, membantu peningkatan kualitas kinerja kita semua menjadi terukur, terencana, akuntabel dan transparan. Monitoring dan evaluasi kinerja berbasis digital akan mempermudah birokrasi ini untuk mempercepat ketertinggalan dan menuntaskan kerja pelayanan publik,”imbuhnya.
Lebih lanjut Pj Gubernur Sultra kelahiran Jakarta ini, bahwa ketiga, terkait kesiapan Sultra dalam menyikapi Pemilihan Umum (Pemilu).
“Saya menegaskan dalam cara pandang konstitusional, Pemilu adalah jalan ke arah penyempurnaan demokrasi kita,” ujarnya.
Andap mengingatkan kepada kepada seluruh masyarakat, termasuk yang akan menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024, dan juga Pilkada Serentak 2024 pentingnya toleransi dalam
Pemilu.
“Jangan sampai pesta demokrasi nanti menjadi arena pertempuran politik, sehingga membahayakan keutuhan bangsa. Jangan sampai pesta demokrasi memusnahkan semangat
toleransi. Tanpa toleransi demokrasi akan karam. Tanpa toleransi, pesta demokrasi hanya
akan menjadi ancaman persatuan, kekuatan bangsa akan musnah, Yang tertinggal hanya
kebencian dan konflik sosial yang dapat mengarah pada perang saudara. Dibutuhkan kesadaran bersama untuk mengawal pesta demokrasi dapat berjalan secara aman, damai, dan kondusif,” bebernya.
Kata Jenderal bintang Tiga ini, demokrasi sesungguhnya hanya alat untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, dan Pemilu adalah alat untuk menyempurnakan demokrasi itu sendiri.