“Kami ini, pak, punya anak-anak, bagaimana mereka mau sekolah, karena itu membutuhkan biaya. Kami bisa saja setuju, pak, tapi dengan catatan, buat dulu perjanjian hitam diatas putih, bahwa kami siap dibiayai, kami punya biaya hidup,”
“Jadi intinya, pak, saya sebagai warga Desa Torobulu yang merasakan langsung dampak positifnya dari perusahaan, saya tidak setuju sama sekali kalau perusahaan mau ditutup,”tegasnya.
Sementara itu, salah satu warga lainnya Hj. Cece yang juga mendukung keberadaan PT. WIN juga menyampaikan hal sama mendukung keberadaan PT. WIN di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan.
“Mulai dari PT. DRH, PT. Billy, PT. Integra dan PT. WIN, pokoknya banyak sekali manfaatnya terhadap saya, pak, termasuk semua masyarakat yang kerja di PT. WIN. Saya dulu pak, tidak bisa beli mobil, sekarang sudah bisa beli mobil. Dulu saya tidak bisa beli motor, sekarang saya bisa beli motor untuk anakku pergi sekolah, dulu anakku ijazahnya hanya sampai SD, SMP, sudah stop, sekarang sudah kuliah, sarjana farmasi, pak,”terangnya.
Di tempat yang sama, salah satu warga Dusun II, Desa Torobulu, Rasyid juga menyampaikan ketidaksetujuan jika PT. WIN akan ditutup.
“Saya sendiri sebagai masyarakat Desa Torobulu, dan juga putra daerah, saya tidak rela, hanya karena segelintiran orang perusahaan ini mau ditutup, karena masyarakat disini bekerja di perusahaan ini, dan penambangan yang terkait di area dekat pemukiman warga, itu sudah ada kesepakatan dengan pemilik lahan,”tandasnya.
Setelah itu, Wakil Bupati Konsel, juga memberi kesempatan kepada warga yang kontra untuk menyampaikan uneg-unegnya dan dimulai oleh seorang Ibu bernama Lily.