Apel peringatan Hari Santri secara nasional dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo. Di Sultra, apel peringatan diselenggarakan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sultra yang dipusatkan di Pesantren Al Mannan, Kendari. Hadir bersama Pj Gubernur dan jajarannya adalah para perwakilan Santri se-Sultra.
Dalam kesempatan ini, Pj. Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengajak para Santri sebagai fondasi dan pilar kekuatan bangsa untuk meneladani semangat Ulama dan Santri pendahulu ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Ulama dan Santri juga memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan mereka harus diingat dan diteladani,” kata Andap usai apel.
Andap mengatakan bahwa para Santri, harus aktif dalam mengisi pembangunan tanah air.
“Generasi Santri saat ini harus melanjutkan perjuangan sesepuh terdahulu. Berikan kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Kontribusi Ulama dan Santri bagi Kemerdekaan RI, menjadi alasan utama ditetapkannya peringatan Hari Santri Nasional setiap tanggal 22 Oktober.
Andap menjelaskan, tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional merujuk pada pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, yang menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tujuan dari resolusi itu adalah untuk menghadang tentara Belanda yang menyamar sebagai Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Para Santri di Surabaya kemudian menyerbu Markas Bridge 49 Mahratta yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.