Sambungnya, Piagam Kendari ini bukan kontrak politik sebenarnya, tapi ini adalah arah dari kami, untuk mencari pemimpin-pemimpin yang bisa menjadi benteng-benteng awal.
“Karena kenapa? Pemimpin itu adalah pemutus, jadi kalau dibilang kontrak politik sebenarnya, semua orang yang berpolitik, wajib mengikuti ini (Piagam Kendari), tapi karena ketidakberanian, mungkin ya. Jadi bukan kontrak politik jadinya ini. Tapi ini membuka, agar semua politikus, harusnya sebenarnya kembali ke Al Qur’an, iya kan, ini sangat berat ini,”jelasnya.
Kata Deka, kedepan kami akan mengadakan penulisan Qur’an dalam waktu 30 menit. Jadi yang ditandatangani oleh beliau adalah sebuah program solusi yang bukan membaca Al Qur’an, tapi menulis Al Qur’an.
“Dan sasarannya semua masyarakat, dari mulai anak yang baru bisa belajar menulis sampai orang-orang sepuh, karena Al Qur’an itu selain membawa kabar gembira, tetapi juga ada asy-Syifa (Obat Penyembuh)nya untuk orang tua, iya, kan,”
“Untuk membuka motorik-motorik, dan menjaga motorik-motorik anak, supaya anak itu balance,”pungkasnya.(IMR/FNN).