Hal ini pun diharap mampu menginspirasi petani setempat, agar ke depannya dapat diterapkan secara merata di seluruh kawasan pertanian yang ada. Dimana hasil demplot cabai ini pun semakin membuktikan kualitas NPK Pelangi sangat cocok mendorong produktivitas tanaman, serta bisa menjadi momentum petani khususnya di Sulawesi Utara untuk meningkatkan daya saing hasil komoditas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Sasaran inilah yang ingin dicapai Pupuk Kaltim melalui pelaksanaan demplot komoditas, agar sektor pertanian semakin berdaya saing dan bertumbuh dengan hasil yang makin berdampak terhadap kesejahteraan petani,” lanjut Indah.
Sementara dari sisi produk, Pupuk Kaltim kata Indah senantiasa meningkatkan inovasi dan jaminan kualitas untuk menjaga kepercayaan konsumen, khususnya di sektor non subsidi agar ketergantungan petani terhadap produk subsidi semakin ditekan. Dimana saat ini Pupuk Kaltim memiliki beragam jenis produk unggulan dan berkualitas seperti Urea Nitrea Granul, dengan butiran lebih besar yang cocok untuk berbagai jenis tanaman. Nitrea dipastikan lebih mudah diaplikasikan, dan hasil panen yang didapatkan pun akan lebih baik dibanding sebelumnya.
Begitu juga untuk jenis NPK, Pupuk Kaltim turut memproduksi beragam formula NPK Pelangi untuk kebutuhan tanaman, mulai dari NPK Pelangi 16-16-16, 20-10-10 dan 30-6-8 untuk tanaman pangan. Selanjutnya NPK Pelangi 15-15-15 untuk tanaman hortikultura, dan NPK 15-15-6-4, 12-12-17-2 serta 13-6-27-4 untuk perkebunan.
“Dengan terus berinovasi dalam mengembangkan produk berkualitas, Pupuk Kaltim terus memperkuat posisi sebagai solusi agroindustry bagi petani di Indonesia. Termasuk Demplot, merupakan salah satu upaya mendorong hal tersebut, dengan memastikan produktivitas hasil pertanian bisa dicapai lebih maksimal dibanding sebelumnya,” tutur Indah.