Rifai juga menekankan pentingnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi perekonomian Indonesia, yang telah menyumbang 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2018.
“PT Vale IGP Pomalaa hadir dan berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan bertransformasi bersama dalam pengembangan ekonomi, sosial, dan lingkungan di wilayah operasional kami. Kami berharap, kegiatan ini menjadi langkah awal guna mencetak wirausahawan yang nantinya akan tumbuh dan berkembang bersama PT Vale, serta memberikan dampak positif jangka panjang bagi perekonomian lokal,” ujarnya dengan optimisme.
Dia mengungkapkan, PT Vale IGP Pomalaa ingin menggali potensi yang dimiliki para peserta di sektor UMKM. “Kami berharap, kegiatan ini dapat menguatkan ekosistem kewirausahaan yang melibatkan komunitas, pemerintah, maupun pemangku kepentingan lainnya, sehingga tercipta sinergi yang kuat untuk pengembangan UMKM di Kolaka,” kata Rifai.
Praktisi kewirausahaan, Masitah menjelaskan, bidang usaha yang diperlombakan dalam Business Model Competition meliputi kriya, boga, budidaya, pariwisata, agrobisnis, serta industri kreatif lainnya yang tidak termasuk dalam sektor pertambangan.
“Teknis kompetisi adalah setiap kelompok terdiri dari 3 orang, di mana masing-masing kelompok wajib membuat proposal rencana usaha,”
“Kami akan membantu peserta membuat proposal rencana usaha. Fokusnya adalah membangun usaha yang memberikan dampak signifikan bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar,”tandasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta, Wandi mengaku tertarik untuk mengembangkan peluang usaha itik petelur. Menurutnya, usaha itik petelur merupakan sebuah peluang usaha yang menjanjikan dan bisa memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal.