Selanjutnya, terkait kendala kurangnya kontainer, Ari Wibowo menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan akan membuat e-katalog agar kebutuhan jumlah kontainer dapat terpenuhi.
“Tantangan lain yang dihadapi adalah terkait teknis pelabuhan, seperti keterbatasan sarana dan prasarana di pelabuhan yang belum memadai. Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan melakukan mitigasi dengan menyusun urutan prioritas untuk sandar kapal,”tandasnya.
Sementara itu, Kokok Susanto selaku Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT. Pelni menyampaikan bahwa Program Tol Laut mendukung Asta Cita Bapak Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Gibran.
Terkait disparitas harga, ia menjelaskan bahwa Program Tol Laut sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Misalnya, di Kabupaten Fakfak, harga gas LPG 3 kg turun sebesar 10%, dan harga cabe rawit turun 41%. Di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), harga beras turun 23 %, harga tepung terigu turun 37 % .
“Begitu juga di daerah-daerah lainnya, masyarakat mulai merasakan manfaat terkait penurunan disparitas harga,”ujarnya.
Namun, menurutnya, terdapat beberapa tantangan dalam implementasi Program Tol Laut, seperti kesulitan menjaga frekuensi kapal agar selalu rutin dan tepat waktu, serta perlu kecepatan dalam melakukan konsolidasi kontainer agar ketersediaan kontainer selalu terjaga.
Selanjutnya, Kokok juga menegaskan bahwa kolaborasi antar pihak menjadi sangat penting, karena tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri.
“Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung dan mengoptimalkan Program Tol Laut,”pungkasnya.