SULTRA.FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Varian Delta Plus (juga disebut B.1.617.2.1 atau AY.1) yang dianggap sebagai subvarian dari varian Delta kini mulai banyak dibicarakan dan dikhawatirkkan di berbagai negara.
Kekhawatiran ada pada efek kemanjuran vaksin.
Dilansir dari Medicine Net, Rabu (26/7), varian ini memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia, yang disebut K417N, yang memungkinkan virus menyerang sel paru-paru dengan lebih baik.
Kebanyakan sifat virus ini mirip dengan varian Delta. Meskipun varian Delta Plus kini telah ditemukan di beberapa negara termasuk AS, namun WHO dan CDC belum menyebut varian tersebut sebagai kekhawatiran.
Apa perbedaan varian ‘plus’?
Mutasi baru pada varian Delta pertama kali terdeteksi di Eropa pada Maret lalu.
Pada Juni, pasien Covid-19 di India juga ditemukan memiliki virus mutan.
Perkembangan ini telah menimbulkan kekhawatiran. Beberapa ilmuwan di India khawatir mutasi itu dapat memicu gelombang infeksi lain di negara itu.
Akankah vaksin manjur melawan Delta plus?
Menurut kementerian kesehatan India, Delta plus dapat memiliki kemampuan yang sama untuk menghindari kekebalan dan kemampuan untuk mengurangi efek terapi antibodi monoklonal yang digunakan untuk mengobati Covid-19.
Mutasi ini mengkhawatirkan karena terletak di bagian penting virus, protein lonjakan, yang digunakan untuk menembus sel manusia.
Mutasi sebelumnya telah terjadi pada domain pengikatan reseptor dari protein lonjakan yang memungkinkan virus untuk menempel pada reseptor di sel kita.