Persoalan berikut mengenai riset adalah apakah kita bersedia menggunakan produk-produk lokal kita sendiri. Dicontohkan, sejak tahun 1926, aspal Buton sudah diriset sebagai salah satu sumber daya alam yang dimiliki bangsa ini. Namun, sampai saat ini pemanfaatan aspal Buton di Indonesia belum optimal.
Gubernur juga menyampaikan rencana relokasi penduduk di pesisir Pulau Buton yang berpotensi terkena bencana tsunami ataupun gempa bumi. Pemprov Sultra telah menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Halu Oleo untuk melakukan riset terhadap potensi bencana itu.
Selain mengajukan sejumlah persoalan mendasar perihal riset, Gubernur Sultra juga mengajukan sejumlah gagasan agar daerah-daerah bisa tumbuh merata. Salah satunya, hasil-hasil riset strategis yang membutuhkan implementasi harus ditindaklanjuti dengan bantuan pembiayaan dari BRIN ataupun pemerintah pusat secara umum.
Kedua, perlu kolaborasi yang kuat tidak hanya pemerintah daerah dan pusat, tapi juga di antara pemerintah daerah.
“Kita di Sultra, APBD-nya hanya Rp 5,2 triliun. Coba bandingkan dengan DKI Jakarta yang mencapai Rp. 87 triliun. Namun, kita di Sultra sangat kaya dengan berbagai sumber daya alam. Nah, kita coba kolaborasi agar ada subsidi silang di antara daerah,” papar Gubernur dalam rilisnya kepada fajar.co.id, Rabu (20/4).
Di akhir paparannya, Gubernur sangat mengapresiasi eksistensi BRIN dan pembentukan BRIDA di daerah-daerah dalam rangka mengakselerasi inovasi yang ada di daerah.
Gubernur juga meminta agar BRIN lebih disosialisasikan ke masyarakat beserta berbagai riset yang dihasilkannya dan dapat diimplementasikan untuk mengoptimalkan peningkatan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan.(IMR/FNN)