Untuk mengenal lebih jauh sosok Asrun Lio, berikut perjalanan kariernya. Sebelum menjabat sebagai Sekda Pemprov Sultra, dia dipercayakan menjadi pimpinan tertinggi pada lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra oleh Gubernur Sultra, H Ali Mazi SH. Selanjutnya menjadi Plh Sekda Pemprov Sultra.
Suami Dra Wa Ode Munanah ini termasuk pejabat yang dinilai berhasil melaksanakan tugas yang diembannya. Selain di pendidikan di Sultra, khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)/ Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) hingga tataran birokrasi, khususnya pada bidang pelayanan dinas yang melayani 17 kabupaten kota di Sultra, banyak mengalami perkembangan.
Termasuk selama menjabat Plh Sekda Pemprov Sultra, Asrun Lio cepat tanggap terhadap isu-isu penting dan mendesak untuk direspon.
Berikut untuk mengenal latar belakang perjalanan karier pria yang menyelesaikan studi S3 tahun 2015 di negeri Kangguru Australia, The Australian National University of Cambera ini :
- Sebelum bergabung di birokrasi Pemprov Sultra, Asrun Lio pernah sebagai Konsultan Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
2 Pernah menjadi Kepala Pusat Studi Eropa UHO.
- Pernah menjadi Kepala Sekretariat Rektor UHO.
- Pernah menjadi Sekretaris Dewan Kehormatan Kode Etik UHO.
Prestasi Selama Bergabung di Birokrasi Pemprov Sultra:
- Peringkat satu Rata-rata Indeks Efektivitas Tertinggi Layanan Pendidikan se-Sultra tahun 2019, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sultra, tepatnya pada satu tahun kepemimpinan sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Sultra.
- Juara 1 Diklat PIM III di BPSDM Provinsi Sultra 2019.
- Sebanyak 90 persen sekolah di bawah naungan Dikbud Sultra terakreditasi B. Ini karena dinilai mampu mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dan kekurangan tenaga guru. Pada awal tahun penugasan di lingkup Dikbud Sultra tahun 2018, Dikbud Sultra mampu meningkatkan akreditasi pendidikan Sultra dari posisi ketiga paling bawah, menjadi posisi 17 besar nasional tahun 2019, dan tahun 2020 terangkat menjadi 10 besar nasional.
- Penambahan pembangunan Kantor Dikbud Sultra sehingga pelayanan pendidikan terpusat pada satu lokasi saja.
- Bidang budaya, dibawah komandonya, Dikbud Sultra berhasil memberikan label pada 15 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) secara nasional, sehingga total keseluruhan pada Tahun 2022 mencapai 27 WBTB. Jumlah ini terbilang terbanyak dibandingkan kepemimpinan sebelumnya.
- Penghargaan budaya oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) diterima Pemprov Sultra dari Universitas Haluoleo yang telah mendapat mengakuan dari UNESCO, pada festival pantun daerah tahun 2020, yang dapat mendongkrat Indeks Pembangunan Kebudayaan atau IPK Sultra yang masih berada di bawah 50 persen.
- Dikbud Sultra bersinergis dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Sultra, melalui kesepakatan yang dituangkan dalam MoU pada 2 Februari 2021, dimana pengelolaan keberbakatan Sekolah Keberbakatan Olahragara (SKO) diserahkan kepada Dispora Sultra, sementara kurikulum tetap menjadi kewenangan Dikbud Sultra. Ini membuat Sultra menjadi tercepat ke-2 se Indonesia melakukan pelaporan sinergisitas dua instansi yang mendukung penyediaan bibit unggul bidang keberbakatan di tanah air.
- Pemerintah Sultra melalui Dikbud Sultra pun menunjukkan keseriusan dalam melestarikan sejarah nasional, memperjuankan dikeluarkannya Keppres Nomor 120/TK/Tahun 2021 oleh Presiden Joko Widodo atas penetapan Pahlawan Nasional kepada Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo, yang berkuasa selama dua periode sebagai Sultan Buton ke-20 tahun 1752-1755, dan ke-23 tahun 1760-1763, atas jasanya berjuang mengusir penjajah Belanda di Pulau Buton.
- Mampu melakukan pembenahan kelembagaan hingga peningkatan kompetensi SLB, diantaranya Sultra berhasil masuk 10 besar nasional best practice autis dan tuna netra dan berhasil menyumbangkan dua orang master teacher skala nasional.
- Berhasil melakukan perubahan kelembagaan dari Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri menjadi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri sehingga cakupan pelayanan pendidikan SLB yang diberikan, tidak hanya sebatas usia SD saja, namun juga mulai dari tingkat TK, SMP, hingga SMA. Dengan demikian, semua SLB yang tersebar di seluruh wilayah Sultra dapat terbaca di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
- Sertifikasi kompetensi tim ahli cagar budaya yang kini jumlahnya diatas 70 orang dan tersebar di 17 kabupaten kota se Provinsi Sultra, hal ini menjadi perhatian penting mengingat banyaknya cagar budaya Sultra yang harus dinilai, dijaga dikembangkan, dan disebarluaskan keberadaan serta informasinya.
- Menyediakan 3.750 Guru Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil (GTBPNS), baik guru SMA, SMK, SLB sebagai tenaga honorer yang tersebar di 17 kabupaten kota se Sultra, melalui SK Gubernur Nomor 137 Tahun 2021.
- Melahirkan program unggulan dan inovatif berupa Proyek Perubahan Perau Gadik (Penataan, pemerataan guru, dan tenaga kependidikan), yakni sebuah sistem aplikasi penataan dan pemerataan guru, dimana proses pemindahan atau pemutasian guru dan tenaga pendidik tidak dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu, guna mengisi kekosongan di wilayah yang diperlukan.
- Terkait meningkatkan kualitas tenaga pendidik, Dikbud Sultra memprioritaskan pelatihan-pelatihan peningkatan mutu tenaga pendidik. Seperti menjalin kemitraan luar negeri dengan President The International Assosiation of Management and Human Resources Development (IAMHRD), yang merupakan lembaga internasional dan memiliki keahlian dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, yang memberikan kesempatan bagi Dikbud Sultra untuk melakukan kerjasama terkait peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah.
Berikut Profil Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Asrun Lio :
Asrun Lio, dilahirkan di Buton, pada 25 Mei 1968, saat ini ia merupakan Sekda Provinsi Sultra yang juga merupakan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra.
Riwayat Pendidikan nya, ia tamat di SDN 3 Baubau, kemudian dilanjutkan di SMPN 1 Baubau, lalu ke SMAN 1 Baubau, lalu ia melanjutkan Kuliah di UHO pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan lulus Cumlaude pada tahun 1990.