“Dan ini yang harus kita ciptakan ini, untuk itu saya hadir hari ini, saya sudah ambil semua datanya, saya belum bisa putuskan sekarang, karena ini saya harus melibatkan Kepala Desa, Kepolisian, Forkopimda, Kejaksaan dan semua yang terkait akan kita undang, supaya kita tunjukkan dasar-dasar aturannya.
Saya hadir ini sebagai pesuruh rakyat, makanya satu saya minta, kita jaga silahturahim, jangan karena “tanah merah” terjadi perpecahan keluarga. semua masalah dan dampak tambang, ini urusan pemerintah, nanti kita turun tangan,”jelasnya.
Surunudin menambahkan tadi dimana yang mau direklamasi, nanti ada tim yang turun, tunjukkan mana, kita kan tidak boleh asalnya memerintah, kalau memang disebelah sana, tunjukkan karena tim yang akan turun besok, untuk sekalian kita dokumentasi, foto-foto semua, dan langkahnya apa? satu-persatu kita urai yang menjadi masalah.
“Seperti empangnya ibu tadi yang masalah, turun lihat bagaimana penanganannya, yang dibelakang rumah, kita lihat bagaimana? baru kita buat keputusan,”imbuhnya.
Kata Bupati berpesan yang penting begini, tolong jaga ketentraman masyarakat kita, malu kita, kalau terdengar dimana-mana bahwa orang Torobulu bertengkar karena “tanah merah”, itu yang punya Tuhan Yang Maha Esa.
“Semua permasalahan, keresahan, tidak usah kita berpikir 20 tahun kedepan, kita berbuat sekarang, apa-apa yang menjadi. Jadi kita harus merumuskan, ada dasarnya, jangan perkiraan, kira-kira akan begini, akan begini.
Jangan terlalu banyak meramal kita, kita harus berbuat, apa yang menjadi prioritas kita, di Torobulu ini apa yang menjadi prioritas kita, nanti Kepala Desa, tolong dicatat mana-mana yang menjadi keresahan, nanti tim saya turun dari DLH, akan melihat kembali masalah ini. Karena saya ini, tidak bisa hanya katanya, langsung toki palu, tidak bisa, harus ada buktinya, datanya apa semua, seperti itu,”terangnya.