FAJAR.CO.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menjaga stabilitas angka inflasi, pasca Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Dari berita resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini, Kamis (2/5), inflasi Provinsi Sultra year on year stabil di angka 2,93 % atau dibawah angka inflasi nasional yakni 3,00 %.
“Alhamdulillah inflasi kita relatif stabil di bawah angka inflasi nasional, jika diurutkan dari tingkat inflasi terendah, maka Provinsi Sultra pada peringkat ke-13 dari 38 Provinsi. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Gorontalo sebesar 4,65%,” ujar Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto kepada FAJAR.CO.ID, Kamis (2/5).
Lanjut mantan Kapolda Sultra ini, untuk empat Kabupaten/Kota yang dihitung angka inflasinya, Kota Baubau menjadi yang tertinggi dan Kabupaten Kolaka menjadi yang terendah.
“Kota Baubau angka inflasinya yakni sebesar 3,21 %, selanjutnya Kota Kendari 3,09 %, Kabupaten Konawe 2,58 %, dan yang terendah Kabupaten Kolaka sebesar 2,45 %,” terang Andap.
Sambung Sekjen Kemenkumham RI ini, bahwa terdapat beberapa komoditas penyumbang inflasi di Sultra yakni beras sebesar 0,90 %, sigaret kretek mesin 0,42 %, angkatan udara 0,24 %, dan emas perhiasan sebesar 0,15 %.
“Adapun komoditas peredam laju inflasi di tempat kita Sultra yakni Ikan Layang dengan andil deflasi sebesar 0,12%, Ikan Bandeng atau Ikan Bolu 0,08%, dan Ikan Kembung dengan andil sebesar 0,07%,” ungkapnya.
Sambungnya, linier dengan inflasi year on year, inflasi bulanan (MoM) Sultra juga stabil pada angka sebesar 0,47 %. Berdasarkan historis perkembangan harga selama Idul Fitri dalam 4 (empat) tahun terakhir, Sultra selalu alami inflasi MoM.