Perbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemi memicu kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian, kehutanan dan kelautan. Disusul sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan dengan serapan tenaga kerja mencapai 60 persen.
Secara total, perekonomian Sultra tahun 2020 menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 130,18 triliun rupiah atas dasar harga berlaku. Sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2010, mencapai Rp 93,45 triliun. Namun, angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 akibat pandemi.
“Indikator-indikator tersebut memberikan pesan kepada kita semua bahwa dampak pandemi Covid-19 yang memukul pertumbuhan lapangan usaha, perlu dijawab dengan program dan kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” papar Gubernur.
Dikatakan, perhatian terhadap implementasi lima program prioritas yang tercantum dalam perubahan RPJMD 2018-2023 perlu ditingkatkan lagi mulai perencanaan, penganggaraan hingga pelaksanaannya pada tahun-tahun yang akan datang.
Gubernur menegaskan bahwa kemajuan pembangunan yang dicapai tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Untuk itu, Gubernur menyampaikan ucapan terima kasihnya pada seluruh elemen yang mendukung sehingga penyelenggaraan pemerintahan, kebijakan pembangunan, dan pelayanan publik dapat terlaksana seperti yang disaksikan dan dirasakan saat ini.
Dukungan dan kekompakan juga dibutuhkan pemerintah daerah dari seluruh stakeholder yang ada termasuk masyarakat agar kegiatan pembangunan berjalan efektif. Khusus kepada seluruh organisasi perangkat daerah, Gubernur menginstruksikan agar melakukan langkah-langkah inovasi, berpikir dan bertindak cepat.