SULTRA.FAJAR.CO.ID, KENDARI – Banyaknya reaksi negatif masyarakat terkait adanya ormas yang berdemonstrasi membawa senjata tajam terus menguat dibeberapa grup-grup WhatsApp, puluhan foto dan video beredar mengambarkan itu.
Berangkat dari keresahan ini, jurnalis fajar.co.id mewawancarai putra mahkota kerajaan Laiwoi Endry Irwan Tekaka terkait Tamalaki, Taawu sebagai bagian dari kebudayaan Tolaki dan tanggapannya terkait ormas yang membawa sajam itu.
Dalam paparan panjangnya ia menjelaskan, bahwa Tamalaki itu konteksnya sekarang harus dibedakan antara ormas dengan perangkat daripada adat. Tamalaki itu secara kultur dan histori dari kebudayaan Tolaki adalah perangkat adat dan perangkat dari raja, sedangkan ormas adalah organisasi kemasyarakatan yang ada sekarang dengan mengutip nama Tamalaki.
“Hanya yang harus dipahamkan, jika berbentuk sepenuhnya Tamalaki sebagai perangkat daripada kerajaan, maka,dia memang harus ada simbolisme didalamnya. Yakni simbol-simbol adat dan budaya, simbol- simbol kebendaan daripada peradaban kebudayaan” ujarnya.
Ia pun menambahkan dirinya mengunakan keris, pakaian adat, pengikat kepala yang bernama olu, itu adalah simbolisme, karena bagian daripada perangkat struktur adat.
“Kalau Tamalaki pun juga memiliki itu, mereka mempunyai pakaian adat, pengikat kepala yang bernama olu dan mengunakan simbolism Parang Taawu, berarti tidak ada masalah dipakai Taawu itu, kalau dia konteks sebagai perangkat adat dan perangkat kerajaan dalam hal ini Tamalaki,” bebernya.
Kalau bukan merupakan perangkat adat, tidak bisa membawa Taawu, tidak bisa mengunakan simbol Tamalaki yang perangkat adat.