Lanjutnya, bahwa bisnis pangan menjadi salah satu fokusnya, sekalipun Sultra ini kaya akan nikelnya, tapi kita coba mau mengajak pengusaha lokal itu untuk memaksimalkan potensi pertanian dan perikanannya, karena bisnis pangan ini, sudah terbukti begitu keras ini, apa namanya ini pandemi, krisis tapi pangan ini masih tetap bertahan.
“Sehingga kayak komoditi yang sekarang lagi di push oleh pemerintah pusat yakni tanaman Porang, dan Porang ini ada hubungannya dengan Puteri Indonesia, kenapa Porang itu, harapannya nanti akan menjadi makanan utama, makanan pokok utama dunia, karena apa, dia beda dengan nasi, nasi karbohidratnya banyak, gulanya tinggi, tapi kalau Porang seratnya saja yang ada, karbohidrat tidak ada, sehingga orang-orang kalau mau cantik kedepan, saya kira konsumsi Porang,”ungkapnya.
Sambungnya, yang kedua, Porang itu tidak hanya untuk bahan makanan, atau unsur pangan saja, tetapi juga untuk kosmetik.
“Datanya kalau alat-alat kosmetik yang pakai bahan Porang ini, itu lebih cenderung lebih aman dikulit, kemudian Porang ini juga bisa sekarang Eropa sudah menginginkan untuk menjadi alat perekat alat-alat alutista dan baterai, jadi kebutuhan sangat besar, sehingga teman-teman di Yayasan Puteri Indonesia bisa melakukan penelitian supaya menghasilkan kosmetik yang berasal dari Porang, sehingga masyarakat nanti bisa lebih massif penanamannya,karena kebutuhan Porang akan semakin besar,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Komunikasi Yayasan Puteri Indonesia Mustika Ratu, Mega Angkasa juga sangat bahagia atas sambutan dari HIPTI Sultra.