PT Tiran menyatakan siap merekrut ribuan karyawan apabila smelter tersebut sudah berdiri dan beroperasi. Sehingga bisa menjadi lapangan kerja baru lagi bagi masyarakat lokal di sana.
Karena itu, pihak PT Tiran berharap dukungan dari semua pihak atas pembangunan smelter ini. Sebab tidak sekadar melakukan penambangan, namun Tiran ingin supaya Konawe Utara ini mempunyai smelter sendiri.
Untuk itu pihak Tiran dengan segala ikhtiar melalui PT Tiran Mineral bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya.
Sementara itu Presiden Direktur PT VDNI dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS), Mr. Tony Zhou mengungkapkan pembangunan konstruksi Argon Oxygen Decarburization (AOD) untuk pembuatan stainless steel akan rampung pada tahun 2022.
“Untuk tahun depan, OSS akan fokus meningkatkan kapasitas produksi. Dari total 32 lini produksi NPI yang direncanakan, tahun ini telah beroperasi 20 lini, sisanya akan selesai tahun depan. Sedangkan konstruksi AOD untuk produksi stainless steel juga telah selesai 5 dari rencana 6 AOD yang akan selesai tahun depan juga,” ujar Tony dalam keterangan tertulis, Senin (14/11/2021).
Perusahaan PMA China tersebut berdiri tahun 2014 yang merupakan anak usaha De Long Nickel Co Ltd yang berasal dari Jiangsu, China.
Pada tahun 2017, perusahaan melakukan ekspor feronikel pertamanya sebanyak 7733 MT ke Chenjiagang, China.
Perusahaan ini berinvestasi 1,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,6 triliun. Investasi diwujudkan dalam bentuk pabrik dengan 15 tungku berteknologi RKEF.
Kapasitas produksi smelter sebanyak 600.000 – 800.000 ton nickel pig iron per tahun dengan kadar nikel 10-12 persen, menjadikannya sebagai smelter nikel terbesar di Indonesia. Sampai dengan akhir 2018, PT VDNI telah berkontribusi 142,2 juta dollar AS terhadap ekspor RI.