- Peraih peringkat satu Rata-rata Indeks Efektivitas Tertinggi Layanan Pendidikan se-Sultra tahun 2019, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sultra, tepatnya pada satu tahun kepemimpinan sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Sultra.
- Juara 1 Diklat PIM III di BPSDM Provinsi Sultra 2019.
- 90 persen sekolah di bawah naungan Dikbud Sultra terakreditasi B. Ini karena dinilai mampu mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dan kekurangan tenaga guru. Pada awal tahun penugasan di lingkup Dikbud Sultra tahun 2018, Dikbud Sultra mampu meningkatkan akreditasi pendidikan Sultra dari posisi ketiga paling bawah, menjadi posisi 17 besar nasional tahun 2019, dan tahun 2020 terangkat menjadi 10 besar nasional.
- Penambahan pembangunan Kantor Dikbud Sultra sehingga pelayanan pendidikan terpusat pada satu lokasi saja.
- Bidang budaya, dibawah komandonya, Dikbud Sultra berhasil memberikan label pada 11 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) secara nasional, sehingga total keseluruhan pada Tahun 2021 mencapai 24 WBTB.
6.Penghargaan budaya oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) diterima Pemprov Sultra dari Universitas Haluoleo yang telah mendapat mengakuan dari UNESCO, pada festival pantun daerah tahun 2020, yang dapat mendongkrat Indeks Pembangunan Kebudayaan atau IPK Sultra yang masih berada di bawah 50 persen.
- Dikbud Sultra bersinergis dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Sultra, melalui kesepakatan yang dituangkan dalam MoU pada 2 Februari 2021, dimana pengelolaan keberbakatan Sekolah Keberbakatan Olahragara (SKO) diserahkan kepada Dispora Sultra, sementara kurikulum tetap menjadi kewenangan Dikbud Sultra. Ini membuat Sultra menjadi tercepat ke-2 se Indonesia melakukan pelaporan sinergisitas dua instansi yang mendukung penyediaan bibit unggul bidang keberbakatan di tanah air.
- Pemerintah Sultra melalui Dikbud Sultra pun menunjukkan keseriusan dalam melestarikan sejarah nasional, memperjuangkan dikeluarkannya Kepres Nomor 120/TK/Tahun 20219 oleh Presiden Joko Widodo atas penetapan Pahlawan Nasional kepada Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo, yang berkuasa selama dua periode sebagai Sultan Buton ke-20 tahun 1752-1755, dan ke-23 tahun 1760-1763, atas jasanya berjuang mengusir penjajah Belanda di Pulau Buton,” papar mantan Ketua Panwas Provinsi Sultra tahun 2007/2008 ini.
Berikut Profil Singkat Beliau :
Nama : Drs Asrun Lio MHum PhD
TTL : Buton, 25 Mei 1968
Jabatan Saat Ini : Pj Sekda Pemprov Sultra dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra
Jabatan Sebelumnya: Plh Sekda Pemprov Sultra
Riwayat Pendidikan :
- SDN 3 Baubau
- SMPN 1 Baubau
3.SMAN 1 Baubau
- Lulusan Cumlaude S1 Pendidikan Bhs Inggris UHO Tahun 1990
- S2 Linguistik Unhas Makassar, Selesai 1997
- S3 ANU (The Australian National University), Canberra, Selesai 2015
Istri : Dra. Wa Ode Munanah
Anak : Tiara Mayang Pratiwi Lio S.Ked., MSi, Dela Puspa Mawarni Lio.,SAk
Hobi : Tenis Meja dan Bulutangkis
Organisasi Saat Ini :
- Ketua Bidang Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia ( ADRI) Sulawesi Tenggara.
- Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra .
- Ketua IKA Unhas Koordinator Wilayah Sultra.
- Ketua IKA Program Bahasa Inggris UHO
- Ketua Yayasan Masjid Agung Al-Kautsar Kendari.
Pengalaman Organisasi Profesi:
- Sekretaris Dewan Riset Daerah Sulawesi Tenggara
- Tim Jaringan dan Pengembang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara.(IMR/FNN)