FAJAR.CO.ID, KENDARI – Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR) berikan piagam penghargaan kepada 10 petani milenial dan 5 petani andalan guna memberikan motivasi kepada petani di Sultra untuk dapat berkembang mandiri dan sejahtera, guna menopang kedaulatan negara dibidang pangan.
Hal itu ia ungkapkan saat mengelar konferensi pers bersama awak media disalah satu rumah makan di Kota Kendari, Minggu (25/6).
“Kalau kita bicara kedaulatan, sebenarnya orang bilang itu adalah kemandirian, kita mengarah kepada petani yang mandiri, tapi bagaimana mau mengarah ke mandiri, kalau ia (petani) keterbatasan soal anggaran, ya pasti ia akan sangat terpengaruh dan tergantung pada yang punya dana, dan yang punya dana itu, minta maaf bisa saja dia adalah tengkulak,”ujarnya.
Sambung mantan Pangdam XIV Hasanuddin ini, akhirnya mau tidak mau, ia (petani) tidak bisa berdaulat, kan itu.
“Jadi begini, kalau kita lihat prosesnya, harusnya tanam, petik, olah, baru jual, tapi kenyataannya yang terjadi tanam, petik, jual. Yang dijual adalah gabah basah, nah, orang yang punya modal, melihat disini sebenarnya ada profit disini, karena disini ada profit, makanya dia masuk disitu, karena petani juga tidak ada modal, dia masuk disitu, dan dia (tengkulak) beli gabah, setelah itu dia dibeli dengan harga murah, lalu dia olah sama dia, dipacking bagus-bagus, lalu setelah itu dia jual,”terangnya lagi.
Lanjutnya, dan hebatnya lagi, dia pakai stempel disitu, seolah-olah dia yang bikin, dan dibeli lagi oleh kita, di beli lagi oleh petani dengan harga mahal.