Sambungnya bercerita, bahwa pada tahun 2015, ia bertugas sebagai Kajari Lubuk Linggau, kemudian pada tahun 2016 ia dipromosi sebagai Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) pada Kejati Bangka Belitung (Babel), selanjutnya tahun 2017, ia menjabat sebagai Kajari Jakarta Barat (Jakbar), dari situ pada tahun 2019, ia kembali dimutasi sebagai Asisten Intelijen (Asintel) di Kejati Jawa Barat (Jabar).
“Selanjutnya, dari Provinsi Jabar, pada tahun 2020 saya mutasi lagi sebagai Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus), disitu saya menjadi Ketua Tim pemburu koruptor Joko Tjandra, dan sempat beberapa saat di Tim Asabri, tapi saya pada awal tahun 2021 mutasi lagi sebagai Wakajati Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), selanjutnya awal tahun 2022 saya promosi lagi atau mutasi lagi sebagai Wakajati DKI Jakarta, dan pada awal tahun 2023 ini, saya dipercaya untuk menjadi Kajati Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra),”tuturnya.
Kata Patris, alhamdulillah, dari tempat-tempat penugasan tadi, ia banyak belajar, ia berusaha bekerja dengan baik, hingga pimpinan wilayah kinerja ia baik, dan hari ini dipercaya sebagai Kajati Sultra.
“Tentunya keberhasilan saya, ditempat-tempat tugas itu, tidak terlepas dari peran kawan-kawan media, tidak mungkin kinerja Kejaksaan akan diketahui masyarakat, kalau tidak diberitahukan oleh teman-teman, baik media cetak, melalui media elektronik, melalui media sosial dan lain-lain. Sehingga dimanapun tempat saya bertugas, teman-teman dari media ini, saya anggap sebagai partner yang mempunyai hubungan simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan,”terangnya.