Lanjut Bupati yang hobby berternak sapi ini, kenapa itu tadi ia ceritakan, kalau seperti di Amerika Latin, itu satu bulan itu, minimal satu penduduk itu, makan daging 30 kg
“Tapi kalau kita disini orang Konawe, kita tidak perlu 1 kg, tujuh ons saja sudah cukup, karena ini untuk kalori dalam tubuh kita, itu butuh komsumsi daging. cuman kadang, kita orang Konawe khususnya orang Tolaki, dia orang bilang, hati-hati ko terlalu banyak (makan daging), ko kolesterol hae, padahal daging itu tidak begitu, kita lihat di negara-negara maju, mereka makan steak daging, konsumsi daging itu, untuk menambah daya tahan tubuh,” jelasnya.
Terkait maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK), Kery mengatakan bahwa penyakit-penyakit itu, ramainya di Pulau Jawa, tapi kalau di Sultra, khususnya di Konawe agak susah mau masuk penyakit PMK.
“Kenapa susah? Ini sepintas, karena makanan sapi itu masih normal, maksud saya makanan sapi itu rumputnya masih bagus untuk tinggal di Konawe ini,”ucapnya.
Kery juga bercerita tentang sejarah Unaaha (Ibu Kota Kabupaten Konawe), bahwa arti Unaaha itu adalah padang ilalang, jadi jenis hewan itu (Sapi) paling enak tinggal di Unaaha, sehingga itu namanya Unaaha, Unaaha Itu padang ilalang.
“Dan jaman dulu kita (Konawe) sudah mengirim kerbau, jadi di Kota Unaaha ini dulu pusatnya kerbau, jadi pesta-pesta di Tanah Toraja (Tator), banyak pengiriman dari sini (Unaaha) semua,”bebernya.
Kery juga mengatakan untuk penyakit sapi di Konawe itu, paling penyakit cacing hati, sehingga ia, kalau pergi makan coto, ia tidak makan hatinya, karena penyakit itu (sapi), ada pada hati.