Usai HPN, Kekerasan terhadap Jurnalis Justru Terjadi di Depan Rujab Gubernur Sultra, Begini Kronologinya

  • Bagikan
Jurnalis JPNN.com, Laode Muhammad Deden Saputra menjadi korban kekerasan oknom Satpol PP dan oknum polisi saat demo di depan Rujab Gubernur Sultra. (Foto: dok. Istimewa)

FAJAR.CO.ID, KENDARI– Junalis JPNN.com, Laode Muhammad Deden Saputra mengalami kekerasan saat menjalankan tugas jurnalitisknya pada Kamis, 10 Februari 2021 di depan Rujab Gubernur Sultra.

Aksi kekerasan tersebut dilakukan oleh oknum Satpol PP Sultra dan beberapa oknum kepolisian yang mencoba mengamankan demonstrasi menolak putra Gubernur Ali Mazi menjadi ketua HIPMI Sultra.

“Saya sedang meliput aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak Alfian Taufan Putra, seorang anak Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, untuk menjadi Ketua HIPMi di depan Rujab Gubernur Sulawesi Tenggara, sekitar 11.00 WITA, Kamis (10/2),” ujar Deden.

Suasana memanas ketika massa membakar ban mobil bekas. Membuat Satpol PP dan Polisi bertindak tegas, mencoba merampas ban tersebut dari kerumunan massa yang berujung bentrok.

“Pada situasi itu, tetiba seorang Satpol PP bernama La Ode Boner mendadak memukul tangan saya, membuat smartphone yang saya gunakan untuk meliput peristiwa bentrok terlepas dari genggaman, jatuh ke aspal. Boner keberatan melihat saya fokus meliput rekannya seorang anggota Pol PP yang mengamuk di tengah kerumunan massa,” jelas Deden panjang lebar.

Dari tindakan kekerasan itu, rekan-rekannya sesawa jurnalis yang tengah meliput pun spontan berusaha melindungi dirinya dengan meneriakan kata “wartawan itu…wartawan itu!” sambil berusaha melerai, mencegah kekerasan berlanjut.

“Seketika Boner mundur menjauhi keributan, setelah mengetahui saya adalah jurnalis. Tidak jauh dari saya, beberapa rekan jurnalis lain berusaha melerai empat polisi yang emosi—berdatangan berusaha menganiaya saya sambil mengeluarkan nada gertakan. Dua diantara empat polisi itu bernama Briptu Dandy dan Bripda Zakir, sebagaimana yang terdokumentasi dalam rekaman video jurnalis lain. Sementara dua lainya tidak diketahui identitasnya,” paparnya..

  • Bagikan