Penghujung 2022, Pemprov Sultra Tambah Pelabelan Warisan Budaya Tak Benda

  • Bagikan

“Sebagai pemerintah, pihaknya terus mendorong semua pihak terkait di Sultra untuk terus bersama-sama menginventarisasi dan mengusulkan WBTB yang ada di Sultra ke pusat, untuk menjadi warisan kepada generasi penerus dan mendapatkan pengakuan dari Bangsa Indonesia bahkan hingga masyarakat dunia,” terang mantan Kepala Pusat Studi Eropa UHO ini.

Mantan Kepala Sekretariat Rektor UHO ini mengakui, upaya itu juga sebagai salah satu wujud pelaksanaan visi Pemprov Sultra, dalam hal ini Gubernur bersama Wakilnya yakni Sultra Beriman dan Berbudaya.
Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra ini menambahkan, kekayaan WBTB yang dimiliki daerah ini, menjadi aset penting dan menjadi masa depan Provinsi Sultra kedepan.

“Satu-satunya sumber daya yang semakin digali semakin kaya adalah sumberdaya kebudayaan seperti WBTB. Kalau sumberdaya alam semakin digali semakin habis, misalnya tambang emas semakin digali semakin habis. Tetapi kalau kebudayaan semakin digali semakin kaya. Contoh daerah-daerah yang mengandalkan sumber daya kebudayaan dalam membangun daerahnya adalah Bali dan Jogyakarta,” terang Peraih Juara 1 Diklat PIM III BPSDM Provinsi Sultra Tahun 2019 ini.

Orang nomor satu di jajaran Dikbud Provinsi Sultra ini menilai, Dikbud Sultra memandang pentingnya sertifikat ini, sebagai motivasi dan pengakuan terhadap identitas bangsa itu sendiri, yang dimulai dari skala kebudayaan lokal. Sekaligus dalam rangka mempertahankan, menjaga, mengembangkan, dan memperkaya WBTB demi warisan masa depan Sultra dan generasi selanjutnya.

  • Bagikan