Dengan begini, potensi pembinaan atlet yang menggunakan akurasi dan tehnik khususnya panahan, sangat mumpuni untuk terus dikembangkan salah satunya dengan mensosialisasikan olahraga panahan di setiap sekolah.
“Talenta banyak, tapi prestasi tidak menggembirakan dibidang olahraga terutama puncak tertinggi olahraga. Nah, sekarang ini dengan adanya DBON, kita harap pembinaan olahraga terdesain dengan baik,” tuturnya.
Kata Sarjono, untuk mencari talenta itu, sudah saatnya kita mengadakan sentra pembinaan di daerah, khususnya ditingkat pelajar.
“Karena panahan ini bisa dimainkan untuk segala umur, dari anak kecil sampai dewasa, dan sekarang trendnya juga lagi bagus, banyak anak-anak muda yang menjadikan olahraga panahan sebagai life style,” terangnya.
Sarjono menyampaikan, kejuaraan Panahan Piala Gubernur Sultra yang juga diberi nama “Open Archery 2023” ini, mempertandingkan beberapa kategori, yakni, Recuve (putra/putri), Compund Umum (putra/putri), Compund Master Man (40+), Standar Nasional Umum (putra/putri), Standar Nasional U 15 (putra/putri), Standar Nasional U 12 (putra/putri), Barebow (Putra/putri), Horsebow (putra/putri).
“Semua kategori ini, akan memperebutkan Piala Gubernur Sultra, Piala Bepeka Archery Indonesia, medali, sertifikat serta uang pembinaan dan dari kegiatan ini nantinya kita akan mengembangkan lebih jauh sehingga mereka menjadi atlet panahan masa depan Sultra,” pungkas Sarjono.
Untuk diketahui, saat ini Perpani Sultra sudah membentuk 14 Pengcab dan 15 club Panahan yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota, di Provinsi Sultra.