FAJAR.CO.ID, KENDARI – Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam dugaan kasus tindak pidana korupsi pertambangan pada wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Antam Tbk di Blok Mandiodo, Kabupaten Konawe Utara (Konut) sampai dengan hari ini (Selasa, 8/8/2023) telah melakukan penyitaan sejumlah uang tunai, ore nikel, rumah mewah, mobil mewah dan dokumen di Kantor PT. Lawu Agung Mining (LAM) dan PT. Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Konut.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten Intelijen (Asintel) Kejati Sultra, Ade Hermawan, SH.,MH saat diwawancara oleh fajar.co.id, di ruang Penkum Kejati Sultra, Selasa (8/8).
“Penyitaan aset ini berkaitan dengan tindak pidana korupsi (Tipikor), belum Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) nya, jadi berdasarkan itu disita dalam Tipikornya, kan ini kalau Tipikor itu kan, predikat crimenya dulu, predikat itu, pidana pokoknya dulu ada,”ungkapnya.
Lanjutnya, Kalau TPPU itu kan, setelah itu (Tipikornya), jadi status barang itu (sitaan), ya, sitaan, dan dijadikan barang bukti untuk tindak pidana korupsi ini, begitu kan.
“Itupun, kalau memang ini, nanti penyidik yang menyatakan bahwa barang itu seperti apa? begitu kan. Kan sudah disita. Ketika disita itu, nanti akan dibuktikan di Pengadilan, barang bukti itu, apakah nanti dirampas oleh negara dan diperuntukkan untuk pengembalian kerugian negara, itu nanti akan ditentukan pada saatnya nanti,”jelasnya.
Sambung mantan Kajari Kota Banjar ini, bahwa penyitaan yang kemarin itu (Kamis, 3/8), penyidik Kejati Sultra telah melakukan penggeledahan, kemudian penyitaan dari Mandiodo, khususnya di Kantor PT. LAM dan PT. Antam, termasuk di stock file yang dikelola oleh PT. LAM, itu kita sudah melakukan penyitaan ore nikel sebanyak 161.740 metrik ton (MT), Ore Nikel sebanyak 50.000 MT dari stock file PT. KKP, termasuk dokumen-dokumen yang memang ada kaitannya dengan penyidikan.
