Pertumbuhan Ekonomi Naik, Tapi Angka Kemiskinan Malah Naik, Abdul Rahman Farisi Gagas Industri Pertambangan Yang Inklusif Di Sultra, Ini Penjelasannya

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, KENDARI – Pengamat ekonomi, Abdul Rahman Farisi usulkan gagasan mendorong industri pertambangan yang inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Gagasan itu ia utarakan dalam diskusi publik yang dilaksanakan eLFata Institute dan Surveyor Indonesia di salah satu Warkop di Kota Kendari, Kamis (10/8).

Gagasan ini merupakan salah satu jawaban atas timpangnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Sultra dengan angka kemiskinan di Sultra yang ternyata makin meningkat.

Berdasarkan data yang yang dipaparkan dalam diskusi publik yang merupakan data Badan Pusat Statistik (BPS), data pertumbuhan ekonomi Provinsi Sultra pada tahun 2022 yang disuplai oleh sektor pertambangan dan penggalian naik sebesar 1,53 persen, yang dibandingkan pada tahun 2021 hanya berada pada angka 0,29 persen

Dan adapun pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 dari sektor Industri Pengolahan juga mengalami kenaikan sebesar 16,74 persen, dibandingkan sebelumnya pada tahun 2021 hanya berada diangka 6,38 persen.

Kemudian dari sisi distribusi PDRB dari sektor pertambangan dan galian pada tahun 2021 berada di angka 19,35 persen, tapi di tahun 2022 naik mencapai 20,27 persen.

Lalu Distribusi PDRB dari sektor Industri Pengolahan pada tahun 2022 juga naik sebesar 8,36 persen, dibandingkan pada tahun 2021 berada di angka 7,63 persen.

Kenaikan Pertumbuhan ekonomi dan Distribusi PDRB ini, ternyata tidak berndaing lurus dengan pengentasan jumlah penduduk miskin di Sultra, yang bukannya menurun, tapi malah naik dari tahun ke tahun.

  • Bagikan