Sambungnya, dan didalam lembaga amal zakat itu, ada ketentuan bagaimana sebuah lembaga amal zakat itu, bisa melihat kaji dampaknya, jadi kemiskinan apa yang kemudian akan dikikis? satu, kemiskinan material yakni bagaimana kemudian seseorang yang dikasih intervensi dana dari zakat donatur-donatur itu, kemudian secara materil bisa meningkat, misalnya yang dulunya penghasilan sebulan sukar, bisa meningkat dan itu akan kita tingkatkan terus, sampai kemudian orang tersebut minimal jadi orang yang sudah sanggup berinfak, dan syukur nanti bisa sampai sanggup untuk berzakat.
“Kemudian yang kedua, ada kemiskinan spiritual, artinya orang-orang yang kita intervensi dengan dana zakat itu, zakat itu kan aslinya kan tumbuh dan berkembang, jadi secara spiritual sudah dibuktikan masyarakat itu dulunya hanya sholat 5 waktunya hanya 3 kali misalnya, magrib, isya, subuh, karena ia jualnya siang, ada juga yang sholatnya subuh, dzuhur, ashar, karena jualnya di waktu mag’rib dan isya, jadi kita tingkatkan agar sholatnya itu, bisa lima waktu,”jelasnya.
Lanjutnya, kemudian, ada program kesehatan, di Indonesia Timur ini, ada yang dirujuk, misalnya penyakit-penyakit yang keras, misalnya jantung, atau kanker. Kalau di Jakarta rujuknya, sambil menunggu ia mendapatkan tempat disana dan tempat pemeriksaan dokter, maka bisa menginap di rumah singgah pasien IZI, dan itu di Jakarta ada sekitar puluhan bath.
“Terus kalau dirujuk di Jakarta, disana ada rumah singgah pasien dengan 15 bath yang disiapkan, disitu dapat fasilitas gratis menginap, makan, dan rumah tinggal AC serta pembinaan dan peningkatan spiritual,”jelasnya.
